Memahami Esensi Kerja Sama dengan Vendor Pernikahan

 


Harapan atau impian. Setiap dari kita pasti memilikinya, termasuk dalam mempersiapkan pernikahan. Mungkin, begitu banyak yang diinginkan dan dalam prosesnya akan banyak pula rintangan, masalah, untuk mendapatkannya.

Terkadang, pada praktiknya, mempersiapkan pernikahan pun bisa menyita waktu, energi, dan pikiran (emosi). Karena itu pula, mengurus dan mempersiapkan pernikahan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Adanya keinginan atau harapan yang tinggi terkait jalannya pernikahan, kekhawatiran pernikahan akan berjalan tak sesuai dengan rencana, dan merasa bekerja sendiri bisa membuat calon pengantin, khususnya perempuan, menjadi tertekan dan mengalami stres.

Terkadang, menjelang pernikahan, calon pengantin perempuan, tak semuanya memang, cenderung menjadi lebih sensitif, misalnya gampang tersinggung atau marah, mudah menangis, meski hanya karena hal-hal sepele.

Sumber : goddessim.com

 

Dalam dunia seputar pernikahan, jika seperti itu, apa yang dialami oleh calon pengantin wanita itu biasa disebut dengan istilah “Bridezilla Syndrome”.

Istilah tersebut disematkan untuk menggambarkan calon pengantin wanita yang mudah tersinggung, marah-marah, menangis, ke vendor pernikahan, pasangan, atau keluarga saat apa yang diinginkan tidak tercapai.

Selain karena stres atau cemas jelang hari H pernikahan, Bridezilla Syndrome juga bisa terjadi karena calon pengantin wanita merasa sendirian alias “sibuk sendiri”, merasa kurang diperhatikan oleh calon pengantin pria dan orang-orang sekitar.

Jika sudah begini, tentu hal itu bisa berefek atau berdampak ke segala hal terkait persiapan pernikahan, termasuk ke vendor pernikahan.

Padahal, bila mengingat kembali, inti dari bermitra dengan vendor adalah kerja sama, lebih dari sekadar akad jual beli, untuk mencapai tujuan bersama. Pahami kembali bahwa banyak hal yang mesti dikoordinasikan dan komunikasikan untuk diputuskan secara bersama.

 Ada sebab, ada akibat, tetapi jangan lupa juga bahwa selalu akan ada solusi atau jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi, atau setidaknya untuk mengantisipasinya.

Terkait hal tersebut, berikut ini adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan, khususnya calon pengantin perempuan, agar tak mengalami Bridezilla Syndrome dan tetap berhubungan baik dengan vendor pernikahan Anda.

 

sumber: alienco

 

1. Persiapkan pernikahan dari jauh hari

Mempersiapkan rencana pernikahan sedari dini lebih baik. Akan banyak hal positif yang bisa pasangan raih jika memiliki waktu yang lebih banyak, misalnya tak terburu-buru dalam menentukan detail terkait pernikahan.

Jika bekerja sama dengan vendor pernikahan, hal ini juga akan sangat membantu. Mempunyai waktu dan persiapan yang matang bisa membuat ikatan kerja sama Anda dengan vendor bisa lebih cair dan solid.

 

 

2. Komunikasi dengan pasangan, keluarga, dan vendor

Komunikasi selalu menjadi hal yang penting. Calon pengantin pria harus memiliki kepekaan terhadap pasangannya untuk bisa saling membantu. Calon pria harus bisa memberi ketenangan terhadap pasangannya.

Begitu juga dengan calon pengantin perempuan, jangan sampai merasa sendiri.

Ungkapkan dan bicarakan apa yang bisa menjadi tanggung jawab bersama, saling berdiskusi dan cari solusi bersama. Ini juga berlaku komunikasi kepada keluarga dan vendor pernikahan.

 

sumber: tribunnews

 

3. Berbagi tugas atau peran

Ingat, mempersiapkan pernikahan tak bisa dilakukan sendiri. Jadi, jangan merasa beban itu Anda tanggung sendiri.

Pasangan, keluarga, sahabat, dan vendor pasti akan dengan senang hati bersedia membantu jika Anda meminta. Ingat kembali bahwa Anda tidak bisa mengontrol segala sesuatu seorang diri. Berbagilah dengan orang-orang terdekat.

 

 

4. Luangkan waktu berkualitas untuk diri sendiri atau dengan pasangan

Luangkan waktu untuk diri sendiri atau bersama pasangan dan sebisa mungkin tak membahas dulu soal persiapan pernikahan.

Coba sediakan waktu untuk santai sejenak dan hindari obrolan untuk membahas rencana pernikahan, termasuk mencari inspirasi pernikahan lewat media sosial.

 

Sumber : an-elegant-affair.net

 

5. Berprasangka baik terhadap pasangan, keluarga, dan mitra vendor pernikahan

Merasa tertekan, stres, juga bisa terjadi ketika selalu memiliki prasangka buruk terhadap segala sesuatu. Jika seperti ini, masalah sepele pun bisa jadi besar jika Anda terus memikirkan hal yang buruk.

Karena itu, cobalah untuk membuang dulu perasaaan tersebut agar bisa merasa tenang. Hal ini bukan berarti Anda tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi segala risiko atau pasrah tanpa usaha apa-apa.

 

sumber: jitunews

 

6. Berpikir realistis dan Berserah Diri

Anda, bersama pasangan, mesti menyadari adakalanya sesuatu yang tak bisa dikontrol atau berada di luar kendali.

Menyikapi ini, Anda hanya perlu memasrahkan segala yang telah diusahakan, tidak perlu takut berlebihan. Anda juga harus yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Jangan terlalu memaksakan diri untuk memberikan yang orang lain inginkan

7. Berdoa

Tak lupa dan juga sangat penting, iringi persiapan dengan doa dan restu dari orang-orang terdekat Anda, khususnya orang tua.

Pada akhirnya, ingat kembali, manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan…